Cari Blog Ini

Jumat, 20 September 2013

Cerita Guru SM-3T

Pengalaman Menjadi Guru SM-3T 
Berdasarkan Kisah Nyata 

“Neoraaa….neoraaa...hanaeuri naeryeora kkumgir gadeug heureun soriii…“ salah satu soundtrack drama korea dong yi terdengar dari Hp butut kesayangan ku. Ooo… ternyata sms dari teman lama sesame alumni pendidikan fisika, setelah dibaca berulang-ulang, dihayati, dipahami, penasaran dengan sms yang isinya cuma berisi website “ http://sm-3t.dikti.go.id“. Terlebih dahulu perkenalkan namaku Siti Aminah umur 24 tahun, jurusan pendidikan fisika Universitas Riau angkatan 2007 dan menjadi alumni pada tahun 2011. Sekarang aku bekerja menjadi guru SM-3T SMA N 1 Pulau Banyak kabuapten Aceh singkil provinsi NAD angkatan 2012. Sebelum mengikuti SM-3T aku bekerja di Ponpes Khairul Ummah yang terletak di kabupaten Indragiri hulu, provinsi Riau. 
Perkenalan diri tak usah panjang lebar karena kalau mau tau lebih lanjut silahkan tanya paman google.com, aku lanjutkan semenjak mendapat sms dari teman tentang website “ http://sm-3t.dikti.go.id“, dengan berbekal nedbook dan modem aku langsung mensearching info singkatnya ternyata begini “program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) peserta yang lulus seleksi administrasi, selanjutnya mengikuti seleksi akademik. Selanjutnya peserta yang lulus akan mengikuti tes wawancara. Apabila lulus tes akan prakondisi kemudian dibawa ke daerah 3T. Selama satu tahun mereka akan diberikan biaya hidup dan tunjangan. Selanjutnya beasiswa PPG selama 1 tahun, jika mereka lulus maka mereka akan masuk list calon guru” sepertinya aku sangat tertarik dan penasaran bagaimana rasanya mengabdi di daerah terpencil. Selain info tersebut aku juga baca info-info yang lain dari grup facebook seperti SM-3T UNES, SM-3T INDONESIA, SM-3T UNP dan lain-lain. Semakin aku membaca status dan komentar dari angkatan 2011 semakin aku tertarik dan penasaran ingin merasakannya juga, apalagi diiming-iming dengan beasiswa PPG, kapan lagi bisa sertifikasi gratis tanpa harus menunggu 5 - 7 tahun, kesempatan emas tidak dating 2 kali. Hampir setiap malam aku menghayal bagaimana rasanya mengabdi di daerah 3T, gimana suasana, masyarakat, dan anak-anak 3T. 
Aku sudah tidak sabar ingin mendaftar SM3T sehingga jauh-jauh hari aku sudah mempersiapkan file ijazah dan file pas foto dengan ukuran yang telah ditentukan. Akhirnya waktu pendaftaran telah dibuka dan so pasti aku langsung mendaftar yaitu mengisi form pendaftaran, upload file foto dan ijazah lalu verifikasi selesai deh. Sambil menunggu pengumuman seleksi administrasi, aktivitas mengajar di ponpes tetap aku jalani seperti biasanya. Setiap hari aku selalu melihat website http://sm-3t.dikti.go.id untuk melihat info-info yang mungkin akan aku perlukan. Waktu pengumuman pun tiba ketika dicek diakun sendiri alangkah bahagianya karena aku lulus tahap awal yaitu seleksi administrasi dan berhak mengikuti tes online di LPTK UR. Aku mengikuti tes online pada tanggal 1 agustus 2012 dimulai pukul 7.30 sampai selesai. Tes dilaksanakan di puskom fkip UR, peserta dalam ruangan itu berjumlah 20 orang yang diawasi langsung oleh pengawas DIKTI dari Jakarta. Tes dimulai dengan soal yang pertama berupa tes potensi akademik berjumlah 50 soal pilihan berganda, waktu membaca soal aku berguman dalam hati “ya allah soal apaan nie cuma ada jawaban gk ada pertanyaannya…” ternyata soal potensi akademik emang seperti itu, baru ngerti dan baru tahu. Setelah menyelesaikan TPA, lanjut dengan soal umum, lalu soal fisika, setelah semua soal selesai aku kerjakan otak ku terasa mau mendidih dan terasa mau pecah. 
Beberapa tahun berlalu, eh maksudnya minggu karena rasa tidak sabar jadi rasa seminggu terasa setahun. Akhirnya hari pengumuman tiba, tangan gemetar memegang mous karena jantung sudah tak karuan saat itu tiba-tiba dan tiba tiba ketika website sudah terbuka mati lampu, waduh gimana nie penasaran sudah setengah mati mana mati lampu lagi, akhirnya telpon teman yang di pekanbaru yang sama-sama ikut tes,ku kasih nomor tes dan password Alhamdulillah lulus dan berhak mengikuti wawancara di LPTK masing-masing. 
Wawancara sudah berakhir dan aku dinyatakan lulus dan berhak ikut prakondisi. Saat itu aku kan masih ngajar di ponpes kahirul ummah, sebenarnya aku sangat sedih jika harus meninggalkan santriwan-santriwati, rekan sesame guru, tata usaha dan karyawan yang berada di ponpes khairul ummah tercinta. Ada kebimbangan antara tetap mengajar di ponpes atau mengikuti program SM-3T, tetapi setelah dipikir-pikir dengan otakku yang cerdas ini “wwww.PD.com” akhirnya aku putuskan untuk ikut SM-3T dan mengajukan pengunduran diri ke ponpes khairul ummah. Ketika mengajukan surat pengunduran diri, pimpinan pondok meminta penjelasan tentang SM3T, setelah aku jelaskan panjang lebar akhirnya kiayi mengizinkan aku untuk cabut atau bahasa kerennya resain ponpes yang tercinta. Aku adalah salah satu guru yang disayang santri-santri ponpes sehingga so pasti banyak yang sedih dan kehilangan sehingga tanpa diduga-duga santri membuat kejutan perpisahan berupa acara makan-makan bukan acara tangis-tangisan, jangan-jangan pembaca menduga mereka malah senang atas kepergianku, ah jangan ambil pusing dan tidak boleh berprasangka yang tidak-tidak. 
Prakondisi dimulai tanggal 25 september sampai 6 oktober 2012. Aku berangkat dari ponpes hari sabtu sore ke pekanbaru karena minggu sore harus cekin di hotel. Minggu pagi sampai menjelang sore aku gunakan untuk jalan-jalan mengelilingi pekanbaru city, ku tau saat prakondisi tidak waktu untuk bermain-main, harus serius mendengar dan mempelajari apapun yang akan di sampaikan oleh tentor. Prakondisi dimulai pada senin jam 7 pagi, aku beserta teman-teman jurusan fisika menjadi orang paling cepat mandi, sarapan dan duduk manis di tempat yang telah disediakan oleh panitia, eh lupa hari pertama jangankan peserta lain panitia aja belum sampai kami udah sampai duluan, “ aja aja! hwaiting“ yang biasa sering diucapkan oleh jie en dalam serial korea full house. Banyak ilmu pengetahuan yang ku dapatkan dari prakondisi mualai dari ilmu psikologi, kepramukaan, kesehatan, de el el. Ada suatu hal konyol yang susah dilupakan, suatu hari ada suatu sesi tanya jawab antara teman yang berumpama menjadi guru dan kami yang lain menjadi murid, tiba giliranku entah apa yang ada dibenakku tiba-tiba aku memperkenalkan diri “ nama saya agnes, saya ingin bertanya….” belum selesai pertanyaan teman-teman pada tertawa, dan akhirnya sampai sekarang aku dipanggil agnes, sampai-sampai dosen juga manggil agnes. Waduuuh jadi terkenal gitu, emang aku mirip agnes tapi dulu sebelum ketabrak kereta api.
 “Apaaa.. naik pesawat, ” kataku dengan senyum dan mata yang berbinar-binar, ekspresi kaget dan senang yang ku tunjukkan saat pertama kali tahu kalau kami akan pergi ke tempat tugas dengan menggunakan pesawat, katanya agnes kok belum pernah naik pesawat, hehehe.. www.KATROK.com maklum wong kampong. Pada hari yang telah ditentukan kami berkumpul di bandara sultan syarif khasim, saat itu bertepatan dengan berakhirnya PON dimana riau menajadi tuan rumah ya bisa dibayangkan gimana peserta PON memenuhi bandara, penuh dan sesak apalagi ditambah peserta SM-3T dengan travelbag-travelbag setiap orang minimal dua, apalagi punya ku ukuran jumbo sama seperti orang punyanya hehehe. 
“Siuuuungggg….” Suara pesawat meninggalkan bandara, seperti suara mainan ya udahlah anggap aja gitu soalnya udah lama jadi lupa gimana suaranya. Karena takut seperti ADAM AIR yang hilang diangkasa so an pasti dengan istigfar tidak pernah berhenti terucap maklum baru pertama jadi takut. Ada sesuatu yang membuat ku sedikit kesal, sebenarnya tempat duduk ku seharusnya dekat jemdela, gak taunya ada peserta PON yang duduk di situ, aku minta mau duduk disitu tapi dianya gk mau, padahal aku kan pengen lihat giman pekanbaru dari angkasa akhirnya ku duduk dengan muka masam, sekali otak ku berpikir” ya udahlah ntar kalau udah kaya jangankan duduk di dekat jendela, diatas sayap juga bisa. Sampai di bandara polonia medan kami LPTK UR bertemu dengan LPTK UNESA, sebelum melanjutkan perjalanan ke aceh singkil, terlebih dahulu kami member makan kampong tengah karena kalau tidak diisi tau kan apa akibatnya. 
Udara malam yang meminta kami memakai jaket, Sembilan jam perjalana dari medan ke aceh singkil dengan mobil yang bisa dibilang agak butut dan sopir yang ugal-ugalan rombongan UR dan UNESA melewati berastagi dengan gunung dan lembahnya menuju tempat tugas, tempat yang kami ingin lihat, ingin tempati, ingin jalani, ingin de el el. Sampai di singkil masih gelap gulita karena jam masih menunjukkan pukul 2 dini hari, kami langsung diantar ke tempat penginapan yang kata ku hotel bintang 5 daerah 3T, kami langsung istirahat untuk melepaskan lelah dan melonggarkan otot-otot yang telah kaku. 
Deburan ombak membangunkan mimpi indahku, ku heran kok ada suara ombak, ternyata ku baru tersadar kalau ini bukan di pekanbaru tapi aceh singkil, setelah mandi dan sarapan kami menuju aula tempat acara penyambutan SM-3T, saat melihat-lihat otak cerdasku berpikir “pantasan suara ombaknya keras ternyata hotelnya di dekat pelabuhan”. Acara pengambutan berjalan lancer karena kami semua punya semangat “ aja aja! hwaiting“ apalagi dengan lagu mars SM-3T yang kami nyanyikan bersama-sama, LPTK UR udah hapal ya soalnya sebelum prakondisi udah pernah dikasih tu lagu. 
Aku mendapat tugas di SMAN 1 Pulau Banyak bersama 4 rekan ku yang bernama Irma, diyah, edi dari UNESA dan asmawita dari UNP. Saat pemberangkatan kami yang ke pulau berbeda dengan yang di darat karena kami harus nyebrang ke pulau yang mana lama perjalana dari daratan ke pulau selama ±3.5 jam dengan kapal feri, itupun hanya sekali dalam seminggu yaitu setiap hari selasa pukul 10.00 WIB. Tetapi kata kepala sekolah setiap hari ada transportasi ke pulau bukan kapal tapi boat, jadi guru SM3T tidak perlu kuwatir kalau ada keperluan mendesak bisa menyeberang dengan menggunakan boat atau speedboat. 
Perjalanan dengan kapal feri kami tempuh selama 3.5 jam dari pukul 10.30-14.00 WIB. Ketika itu guru SM-3T yang kepulau bukan cuma kami berempat tapi masih ada yang lainnya tetapi mereka beda kecamatan dengan kami. Beberapa saat sebelum kapal sampai di pelabuhan, dari kejauhan kami sudah melihat indahnya pulau banyak, teman-temanku pada teriak-teriak karena kagum sedangkan aku cuma mau bilang satu kata “WOOOOW’. 
Kapal pun merapat ke pelabuhan, kami semua turun sambil berdesak-desakan dengan orang-orang dan juga becak yang menawarkan untuk mengangkut barang-barang bawaan kami. Aku memandang sekitar pelabuhan terlihat jalan lurus beraspal, dari kejauhan rumah-rumah permanen yang lebih bagus dari kebanyakan rumah-rumah di pekanbaru. Aku juga melihat ke dalam laut dimana airnya sangat bersih banyak ikan-ikan berkejar-kejaran karena bahagia menyambut kami atau takut kami pancing, aku tidak tau juga. Kami disambut oleh panas matahari yang sangat menyengat kulit yang akan membuat kulit hitamku menjadi semakin hitam, kami juga disambut oleh TU sekolah yang akhirnya ku tau namanya pak sukri, pak sukri dengan motor mionya mengiringi kami melewati jalan beraspal menuju rumah kepala sekolah yang akan kami tuju. 
Pada hari pertama di pulau banyak kami tinggal di rumah kepala sekolah dengan ibu yang baik hati. Sore harinya kami berlima yaitu Irma, edi, diah, ema dan aku jalan-jalan menyusuri pantai pulau balai, kami terkagum-kagum melihat keindahan pantai yang diiringi ombak yang bergulung-gulung. Kami sangat bersyukur dan ada rasa tidak percaya bawha kami berada di pulau yang sangat indah. 
 Rasa dingin masih menyelimuti suasana dihari senin pagi dimana hari ini adalah hari pertama kami ke sekolah untuk membagi ilmu yang kami punya. Rintik-rintik hujan tidak juga berhenti padahal jam sudah menunjukkan pukul 7.30, hari ini hari pertama jadi kami “ aja aja! hwaiting“, dalam rintik-rintikhujan seperti drama korea love rain walaupun kepala sekolah menahan agar tidak pergi buru-buru, kami tetap semanga untuk pergi, ketika diperjalanan kami heran kenapa tidak ada siswa yang berangkat ke sekolah, dari kejauhan ada seorang anak berseragam abu-abu, lalu aku bertanya “nak, kok sendiri, dimana teman-teman yang lain?” lalu siswa menjawab “kan masuk jam 8.30 buk kenapa harus buru-buru”. Sambil saling bertatapan kami teriak kaget “haaahh”, Kami kaget karena baik di padang, riau apalagi Surabaya sekolah masuknya jam 7.15 WIB, apalagi SMA pasti lebih cepat. Pantasan kepala sekolah mengatakan jangan terburu-buru, rupanya ini alasannya. Jarak antara sekolah dengan rumah kepala sekolah ±1.5 km yang kami tempuh dengan jalan kaki selama ±20 menit, capek juga sih tapi karena rame-rame jadi gak terasa.
 “SMA N 1 Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil” itulah tulisan yang pertama kali kami baca ketika memasuki area sekolah tulisan itu berada diatas pojok gerbang sekolah, gedung permanen dengan cat kuning yang kelihatannya masih baru, itu terlihat dari dinding gedung yang tidak ada coretan-coretan tangan siswa yang biasanya sering kita temui di sekolah-sekolah umum. Kami memasuki area sekolah melalui gerbang yang pagarnya sudah lepas, suasana sekolah sangat sepi, kami hanya disambut oleh hembusan angin. Sampai ditengah halaman sekolah kami melihat sekitar, disebelah kanan ada ruang kelas berjumlah 5 kelas yang berjejer membentuk hurup L, disebelah kiri ada gedung perpustakaan, laboratorium, dan 2 ruangan kelas yang juga membentuk hurup L, didepan kami ada kantor yang lumayan bagus, dan gedung asrama yang sangat bagus dan besar tapi sepertinya tidak berfungsi, ditengah-tengah ada lapangan basket berlantai semen, sedang sekitarnya hanya rumput yang tingginya hampir mencapai lutut orang dewasa. Kami heran kenapa sekolah sebagus ini bisa tidak terawat, nah aku berkata “itulah tugas kita sebagai guru SM-3T”, teman-teman membenarkan argument ku. 
Ruang kantor masih terkunci, jadi kami berlima duduk sambil menikmati pemandangan sekolah, kami hanyut dalam lamunan masing-masing. Jam sudah menunjukkan pukul 8.00 WIB tapi tanda-tanda ada aktivitas sekolah belum juga terlihat, sampai pukul 8.30 WIB baru kepala sekolah datang, setelah beberapa saat baru guru-guru mulai berdatangan dan siswa-siswa mulai bermunculan, pukul 8.45 bel berbunyi siswa-siswa masuk kelas walaupun cuma beberapa orang. Hari pertama kami tidak mengajar karena belum ada jadwal pelajaran, tetapi kami tetap masuk ke kelas untuk perkenalan. Sekolah berakhir pukul 13.30 WIB menurutku itu terlalu cepat untuk ukuran SMA, tetapi apalah daya memang begitu peraturannya. Kami pulang jalan kaki padahal matahari sangat menyengat, sekali lagi ku katakana “kulitku semakin eksotis”. 
Hari kedua sekolah kami masih “ aja aja! hwaiting“ semangat perjuangan yang melekat dijiwa kami, walupun masuk pukul 8.30 kami tetap berangkat pukul 7.30, sampai disekolah biasa seperti film Indonesia “terowongan kasablanca” sepi tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hari kedua kami sudah mengajar karena sudah ada jadwal dari kepala sekolah aku mendapat mata pelajaran fisika kelas X, agama islam kelas XI IPA/IPS, TIK kelas XI IPA/IPS, walaupun bukan jurusan tapi sebagai guru SM-3T tidak ada kata tidak bisa, seperti itulah suasana yang kami jalani pada minggu-minggu pertama, kami sudah mempunyai program untuk memajukan sekolah tetapi pada minggu awal kami belum berani bertindak karena masih masa penyesuaian diri antara kami, siswa-siswi dan guru tetap sekolah tersebut. 
Pada bulan kedua kami sudah mulai membuat tata tertib sekolah yang pastinya atas persetujuan kepala sekolah, diawali dengan mendata dan memberi sanksi siswa yang terlambat, tetapi peraturan ini juga sedikit terkendala karena bagaimana siswa-siswi mau cepat datang, gurunya aja lebih terlambat daripada siswa, siswa bosan menunggu guru yang terlambat masuk apalagi pada jam pertama, kadang kala kami guru SM-3T akan mengisi jam pertama untuk menutupi guru yang datang terlambat, tetapi tetap saja tidak semua kelas bisa kami masuki, akhirnya siswa-siswi yang tidak ada guru bermain dan berkeliaran di area sekolah contohnya kantin. 
Masyarakat pulau banyak kurang mempunyai hiburan sehingga jika ada hari-hari besar seperti 17 agustus, hari PGRI, tahun baru islam, mauled nabi, sampai perpisahan sekolah juga dibuat acara besar-besaran dimulai dari acara perlombaan sampai acara tari-tarian mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA yang sangat ditunggu masyarakat, acara tersebut akan diadakan dialun-alun desa yang akan ditonton oleh semua masyarakat pulau banyak. Acara pertama yang kami ikuti adalah hari PGRI yang jatuh pada tanggal , karena kebetulan aku pernah ikut menari waktu menjadi mahasiswi so pasti aku ikut andil dalam acara tersebut, guru SM3T memang harus serba bisa tidak ada kata “gak bisa”. Cuma satu minggu aku jadi guru tari dadakan, ya alhamdullah acaranya sukses seperti yang semua orang inginkan. 
Tidak terasa beberapa bulan sudah berlalu kami menjalankan tugas sebagai guru, sekarang saatnya persiapan ujian semester ganjil, awalnya aku dan kawan-kawan heran karena soal ujian semester berupa soal essay yang berjumlah maksimal 10 butir soal, biasanya di pekanbaru soal pilihan ganda berjumlah minimal 40 butir soal. Ternyata alasanya selain siswa benar-benar menjawab juga hemat kertas dan tidak repot, alasan yang memang masuk akal soalnya di pulo tidak ada mesin fotocopy. Ujian tertulis dan praktek diadakan pada tanggal 10 sampai 23 desember 2012. Pembagian lapor pada tanggal 29 desember 2012. 
Pada tanggal 1 januari 2013, guru dan siswa-siswi SMAN 1 Pulau Banyak liburan ke pulau sikandang, aku yang tinggal di perawang, riau yang setiap hari menghirup debu dan polusi pabrik so pasti sangat bahagia, kapan lagi bisa menikmati pasir putih dan ombak bergulung-gulung. Jarak pulau sikandang dengan pulau balai ± 2 jam dengan menggunakan boat. Sampai di pulau sikandang saya dan teman-teman langsung mandi dan main pasir, kami tidak peduli lagi dengan lingkungan sekitar yang ada dibenak kami Cuma menikmati dan mengagumi ciptaan allah SWT. 
Dua minggu telah berlalu, liburan semester genjil pun telah berlalu sekarang waktunya kembali mengabdi dengan menyebut “ aja aja! hwaiting“ semester baru semangat baru. Semester genap ini kami akan membuat program dibidang olahraga, aku yang dulu waktu SMA pernah menjadi instruktur senam di sekolah, nah sekarang waktunya menggunakan keahlian itu walaupun senamnya beda tapi karena udah pernah ya tak terasa sulit. Setelah latihan tiga hari tiga malam tanpa makan dan tidur www.LEBAI.com akhirnya senam yang kami sebut Indonesia sehat itu bisa juga dihapal. Setiap hari sabtu pagi di sekolah kami guru SM-3T menjadi instruktur untuk guru-guru dan siswa-siswa, dengan semangat dan iringan music yang hip hop senam berjalan dengan lancer. Selain di sekolah kami juga mengajak masyarakat terutama ibu-ibu untuk mengikuti senam yang kami adakan setiap minggu pagi di lapangan dekat istana kontrakan kami. Pada minggu pertama, pagi-pagi buta dimana kambing yang berkeliaran aja belum bangun, ibu-ibu sudah berteriak-teriak “ bu sitiiii…bu sitiii” berkali-kali membuat mimpi indahku buyar begitu saja, dengan mata yang setengah melihat dunia dan setengahnya lagi masih dalam mimpi aku berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi, setelah ganti kostum olahraga lengkap dengan spatu sporty dengan semangat “ aja aja! hwaiting“ dengan iringan music kami bergera lincah didepan ibu-ibu yang hanya memakai daster dan sandal jepit, jangan lihat luarnya tapi lihat semangatnya. 
Mendidik anak-anak yang berusia 6-10 tahun, suka nangis, suka berantam dalam lima menit baikan lagi, sering teriak-teriak, suka mencari perhatian, dan masih banyak lagi, aku akan bilang “kenapa tidak” itulah yang kami jalani di sekolah diniyah hari jum’ad dan sabtu pada pukul 15.00-17.00 WIB setelah pulang sekolah, ini merupakan salah satu pendidikan non formal dalam program kemasyarakatan. 
 Masih banyak hal ingin aku ceritakan tapi karena lembar dibatasi jadi aku cuma bisa cerita sampai disini saja. Aku juga mau bilang, pada masa tugas kami sebagai guru SM3T mempunyai banyak kendala yaitu ( 1 ) sulitnya mengatasi siswa yang terlambat, ( 2 ) banyak siswa yang hamil dan menikah (kawin lari) pada masa pendidikan karena pergaulan yang tidak terkendali, ( 3 ) tidak adanya buku paket atau LKS dari sekolah, ( 4 ) kurangnya perhatikan orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya, ( 5 ) kurangnya motivasi siswa untuk belajar, ( 6 ) hubungan antara sesama guru yang kurang harmonis, ( 7 ) kesenjangan social yang tinggi antara siswa, ( 8 ) sarana pendukung seperti tidak adanya fotocopy, (10) tidak adanya perlengkapan pratikum, (11) tempat tinggal dengan sekolah terlalu jauh. Kesan Pengalaman di daerah pulau banyak tidak akan terlupakan, banyak pelajaran yang saya dapatkan, dimana tidak akan saya temukan dimanapun dan kapanpun, kebudayan, masyarakat, keindahan pantai, yang akan selalu tertulis dipikiran dan tidak akan pernah terhapus oleh apapun. Pesan Bagi teman-teman, adik-adik yang akan bertugas di daerah, jangan sia-siakan kesempatan, pelajari apa yang ada, lihat apa yang harus dilihat, nikmati apa yang harus dinikmati, karena pengalaman itu tidak akan pernah sama, dan tidak akan terjadi untuk kedua kalinya.

Rabu, 18 September 2013

mencapai mimpi

telah bertahun berlalu... saya akam memulai lagi cerita yang sempat tertunda.. perjalanan untuk mengejar mimpi