Cari Blog Ini

Rabu, 26 Maret 2014

BANDUNG LAUTAN ILMU

YA ALLAH...
ALHAMDULLAH...
HANYA UCAPAN SYUKUR KU
YA ALLAH....

Jumat, 20 September 2013

Cerita Guru SM-3T

Pengalaman Menjadi Guru SM-3T 
Berdasarkan Kisah Nyata 

“Neoraaa….neoraaa...hanaeuri naeryeora kkumgir gadeug heureun soriii…“ salah satu soundtrack drama korea dong yi terdengar dari Hp butut kesayangan ku. Ooo… ternyata sms dari teman lama sesame alumni pendidikan fisika, setelah dibaca berulang-ulang, dihayati, dipahami, penasaran dengan sms yang isinya cuma berisi website “ http://sm-3t.dikti.go.id“. Terlebih dahulu perkenalkan namaku Siti Aminah umur 24 tahun, jurusan pendidikan fisika Universitas Riau angkatan 2007 dan menjadi alumni pada tahun 2011. Sekarang aku bekerja menjadi guru SM-3T SMA N 1 Pulau Banyak kabuapten Aceh singkil provinsi NAD angkatan 2012. Sebelum mengikuti SM-3T aku bekerja di Ponpes Khairul Ummah yang terletak di kabupaten Indragiri hulu, provinsi Riau. 
Perkenalan diri tak usah panjang lebar karena kalau mau tau lebih lanjut silahkan tanya paman google.com, aku lanjutkan semenjak mendapat sms dari teman tentang website “ http://sm-3t.dikti.go.id“, dengan berbekal nedbook dan modem aku langsung mensearching info singkatnya ternyata begini “program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) peserta yang lulus seleksi administrasi, selanjutnya mengikuti seleksi akademik. Selanjutnya peserta yang lulus akan mengikuti tes wawancara. Apabila lulus tes akan prakondisi kemudian dibawa ke daerah 3T. Selama satu tahun mereka akan diberikan biaya hidup dan tunjangan. Selanjutnya beasiswa PPG selama 1 tahun, jika mereka lulus maka mereka akan masuk list calon guru” sepertinya aku sangat tertarik dan penasaran bagaimana rasanya mengabdi di daerah terpencil. Selain info tersebut aku juga baca info-info yang lain dari grup facebook seperti SM-3T UNES, SM-3T INDONESIA, SM-3T UNP dan lain-lain. Semakin aku membaca status dan komentar dari angkatan 2011 semakin aku tertarik dan penasaran ingin merasakannya juga, apalagi diiming-iming dengan beasiswa PPG, kapan lagi bisa sertifikasi gratis tanpa harus menunggu 5 - 7 tahun, kesempatan emas tidak dating 2 kali. Hampir setiap malam aku menghayal bagaimana rasanya mengabdi di daerah 3T, gimana suasana, masyarakat, dan anak-anak 3T. 
Aku sudah tidak sabar ingin mendaftar SM3T sehingga jauh-jauh hari aku sudah mempersiapkan file ijazah dan file pas foto dengan ukuran yang telah ditentukan. Akhirnya waktu pendaftaran telah dibuka dan so pasti aku langsung mendaftar yaitu mengisi form pendaftaran, upload file foto dan ijazah lalu verifikasi selesai deh. Sambil menunggu pengumuman seleksi administrasi, aktivitas mengajar di ponpes tetap aku jalani seperti biasanya. Setiap hari aku selalu melihat website http://sm-3t.dikti.go.id untuk melihat info-info yang mungkin akan aku perlukan. Waktu pengumuman pun tiba ketika dicek diakun sendiri alangkah bahagianya karena aku lulus tahap awal yaitu seleksi administrasi dan berhak mengikuti tes online di LPTK UR. Aku mengikuti tes online pada tanggal 1 agustus 2012 dimulai pukul 7.30 sampai selesai. Tes dilaksanakan di puskom fkip UR, peserta dalam ruangan itu berjumlah 20 orang yang diawasi langsung oleh pengawas DIKTI dari Jakarta. Tes dimulai dengan soal yang pertama berupa tes potensi akademik berjumlah 50 soal pilihan berganda, waktu membaca soal aku berguman dalam hati “ya allah soal apaan nie cuma ada jawaban gk ada pertanyaannya…” ternyata soal potensi akademik emang seperti itu, baru ngerti dan baru tahu. Setelah menyelesaikan TPA, lanjut dengan soal umum, lalu soal fisika, setelah semua soal selesai aku kerjakan otak ku terasa mau mendidih dan terasa mau pecah. 
Beberapa tahun berlalu, eh maksudnya minggu karena rasa tidak sabar jadi rasa seminggu terasa setahun. Akhirnya hari pengumuman tiba, tangan gemetar memegang mous karena jantung sudah tak karuan saat itu tiba-tiba dan tiba tiba ketika website sudah terbuka mati lampu, waduh gimana nie penasaran sudah setengah mati mana mati lampu lagi, akhirnya telpon teman yang di pekanbaru yang sama-sama ikut tes,ku kasih nomor tes dan password Alhamdulillah lulus dan berhak mengikuti wawancara di LPTK masing-masing. 
Wawancara sudah berakhir dan aku dinyatakan lulus dan berhak ikut prakondisi. Saat itu aku kan masih ngajar di ponpes kahirul ummah, sebenarnya aku sangat sedih jika harus meninggalkan santriwan-santriwati, rekan sesame guru, tata usaha dan karyawan yang berada di ponpes khairul ummah tercinta. Ada kebimbangan antara tetap mengajar di ponpes atau mengikuti program SM-3T, tetapi setelah dipikir-pikir dengan otakku yang cerdas ini “wwww.PD.com” akhirnya aku putuskan untuk ikut SM-3T dan mengajukan pengunduran diri ke ponpes khairul ummah. Ketika mengajukan surat pengunduran diri, pimpinan pondok meminta penjelasan tentang SM3T, setelah aku jelaskan panjang lebar akhirnya kiayi mengizinkan aku untuk cabut atau bahasa kerennya resain ponpes yang tercinta. Aku adalah salah satu guru yang disayang santri-santri ponpes sehingga so pasti banyak yang sedih dan kehilangan sehingga tanpa diduga-duga santri membuat kejutan perpisahan berupa acara makan-makan bukan acara tangis-tangisan, jangan-jangan pembaca menduga mereka malah senang atas kepergianku, ah jangan ambil pusing dan tidak boleh berprasangka yang tidak-tidak. 
Prakondisi dimulai tanggal 25 september sampai 6 oktober 2012. Aku berangkat dari ponpes hari sabtu sore ke pekanbaru karena minggu sore harus cekin di hotel. Minggu pagi sampai menjelang sore aku gunakan untuk jalan-jalan mengelilingi pekanbaru city, ku tau saat prakondisi tidak waktu untuk bermain-main, harus serius mendengar dan mempelajari apapun yang akan di sampaikan oleh tentor. Prakondisi dimulai pada senin jam 7 pagi, aku beserta teman-teman jurusan fisika menjadi orang paling cepat mandi, sarapan dan duduk manis di tempat yang telah disediakan oleh panitia, eh lupa hari pertama jangankan peserta lain panitia aja belum sampai kami udah sampai duluan, “ aja aja! hwaiting“ yang biasa sering diucapkan oleh jie en dalam serial korea full house. Banyak ilmu pengetahuan yang ku dapatkan dari prakondisi mualai dari ilmu psikologi, kepramukaan, kesehatan, de el el. Ada suatu hal konyol yang susah dilupakan, suatu hari ada suatu sesi tanya jawab antara teman yang berumpama menjadi guru dan kami yang lain menjadi murid, tiba giliranku entah apa yang ada dibenakku tiba-tiba aku memperkenalkan diri “ nama saya agnes, saya ingin bertanya….” belum selesai pertanyaan teman-teman pada tertawa, dan akhirnya sampai sekarang aku dipanggil agnes, sampai-sampai dosen juga manggil agnes. Waduuuh jadi terkenal gitu, emang aku mirip agnes tapi dulu sebelum ketabrak kereta api.
 “Apaaa.. naik pesawat, ” kataku dengan senyum dan mata yang berbinar-binar, ekspresi kaget dan senang yang ku tunjukkan saat pertama kali tahu kalau kami akan pergi ke tempat tugas dengan menggunakan pesawat, katanya agnes kok belum pernah naik pesawat, hehehe.. www.KATROK.com maklum wong kampong. Pada hari yang telah ditentukan kami berkumpul di bandara sultan syarif khasim, saat itu bertepatan dengan berakhirnya PON dimana riau menajadi tuan rumah ya bisa dibayangkan gimana peserta PON memenuhi bandara, penuh dan sesak apalagi ditambah peserta SM-3T dengan travelbag-travelbag setiap orang minimal dua, apalagi punya ku ukuran jumbo sama seperti orang punyanya hehehe. 
“Siuuuungggg….” Suara pesawat meninggalkan bandara, seperti suara mainan ya udahlah anggap aja gitu soalnya udah lama jadi lupa gimana suaranya. Karena takut seperti ADAM AIR yang hilang diangkasa so an pasti dengan istigfar tidak pernah berhenti terucap maklum baru pertama jadi takut. Ada sesuatu yang membuat ku sedikit kesal, sebenarnya tempat duduk ku seharusnya dekat jemdela, gak taunya ada peserta PON yang duduk di situ, aku minta mau duduk disitu tapi dianya gk mau, padahal aku kan pengen lihat giman pekanbaru dari angkasa akhirnya ku duduk dengan muka masam, sekali otak ku berpikir” ya udahlah ntar kalau udah kaya jangankan duduk di dekat jendela, diatas sayap juga bisa. Sampai di bandara polonia medan kami LPTK UR bertemu dengan LPTK UNESA, sebelum melanjutkan perjalanan ke aceh singkil, terlebih dahulu kami member makan kampong tengah karena kalau tidak diisi tau kan apa akibatnya. 
Udara malam yang meminta kami memakai jaket, Sembilan jam perjalana dari medan ke aceh singkil dengan mobil yang bisa dibilang agak butut dan sopir yang ugal-ugalan rombongan UR dan UNESA melewati berastagi dengan gunung dan lembahnya menuju tempat tugas, tempat yang kami ingin lihat, ingin tempati, ingin jalani, ingin de el el. Sampai di singkil masih gelap gulita karena jam masih menunjukkan pukul 2 dini hari, kami langsung diantar ke tempat penginapan yang kata ku hotel bintang 5 daerah 3T, kami langsung istirahat untuk melepaskan lelah dan melonggarkan otot-otot yang telah kaku. 
Deburan ombak membangunkan mimpi indahku, ku heran kok ada suara ombak, ternyata ku baru tersadar kalau ini bukan di pekanbaru tapi aceh singkil, setelah mandi dan sarapan kami menuju aula tempat acara penyambutan SM-3T, saat melihat-lihat otak cerdasku berpikir “pantasan suara ombaknya keras ternyata hotelnya di dekat pelabuhan”. Acara pengambutan berjalan lancer karena kami semua punya semangat “ aja aja! hwaiting“ apalagi dengan lagu mars SM-3T yang kami nyanyikan bersama-sama, LPTK UR udah hapal ya soalnya sebelum prakondisi udah pernah dikasih tu lagu. 
Aku mendapat tugas di SMAN 1 Pulau Banyak bersama 4 rekan ku yang bernama Irma, diyah, edi dari UNESA dan asmawita dari UNP. Saat pemberangkatan kami yang ke pulau berbeda dengan yang di darat karena kami harus nyebrang ke pulau yang mana lama perjalana dari daratan ke pulau selama ±3.5 jam dengan kapal feri, itupun hanya sekali dalam seminggu yaitu setiap hari selasa pukul 10.00 WIB. Tetapi kata kepala sekolah setiap hari ada transportasi ke pulau bukan kapal tapi boat, jadi guru SM3T tidak perlu kuwatir kalau ada keperluan mendesak bisa menyeberang dengan menggunakan boat atau speedboat. 
Perjalanan dengan kapal feri kami tempuh selama 3.5 jam dari pukul 10.30-14.00 WIB. Ketika itu guru SM-3T yang kepulau bukan cuma kami berempat tapi masih ada yang lainnya tetapi mereka beda kecamatan dengan kami. Beberapa saat sebelum kapal sampai di pelabuhan, dari kejauhan kami sudah melihat indahnya pulau banyak, teman-temanku pada teriak-teriak karena kagum sedangkan aku cuma mau bilang satu kata “WOOOOW’. 
Kapal pun merapat ke pelabuhan, kami semua turun sambil berdesak-desakan dengan orang-orang dan juga becak yang menawarkan untuk mengangkut barang-barang bawaan kami. Aku memandang sekitar pelabuhan terlihat jalan lurus beraspal, dari kejauhan rumah-rumah permanen yang lebih bagus dari kebanyakan rumah-rumah di pekanbaru. Aku juga melihat ke dalam laut dimana airnya sangat bersih banyak ikan-ikan berkejar-kejaran karena bahagia menyambut kami atau takut kami pancing, aku tidak tau juga. Kami disambut oleh panas matahari yang sangat menyengat kulit yang akan membuat kulit hitamku menjadi semakin hitam, kami juga disambut oleh TU sekolah yang akhirnya ku tau namanya pak sukri, pak sukri dengan motor mionya mengiringi kami melewati jalan beraspal menuju rumah kepala sekolah yang akan kami tuju. 
Pada hari pertama di pulau banyak kami tinggal di rumah kepala sekolah dengan ibu yang baik hati. Sore harinya kami berlima yaitu Irma, edi, diah, ema dan aku jalan-jalan menyusuri pantai pulau balai, kami terkagum-kagum melihat keindahan pantai yang diiringi ombak yang bergulung-gulung. Kami sangat bersyukur dan ada rasa tidak percaya bawha kami berada di pulau yang sangat indah. 
 Rasa dingin masih menyelimuti suasana dihari senin pagi dimana hari ini adalah hari pertama kami ke sekolah untuk membagi ilmu yang kami punya. Rintik-rintik hujan tidak juga berhenti padahal jam sudah menunjukkan pukul 7.30, hari ini hari pertama jadi kami “ aja aja! hwaiting“, dalam rintik-rintikhujan seperti drama korea love rain walaupun kepala sekolah menahan agar tidak pergi buru-buru, kami tetap semanga untuk pergi, ketika diperjalanan kami heran kenapa tidak ada siswa yang berangkat ke sekolah, dari kejauhan ada seorang anak berseragam abu-abu, lalu aku bertanya “nak, kok sendiri, dimana teman-teman yang lain?” lalu siswa menjawab “kan masuk jam 8.30 buk kenapa harus buru-buru”. Sambil saling bertatapan kami teriak kaget “haaahh”, Kami kaget karena baik di padang, riau apalagi Surabaya sekolah masuknya jam 7.15 WIB, apalagi SMA pasti lebih cepat. Pantasan kepala sekolah mengatakan jangan terburu-buru, rupanya ini alasannya. Jarak antara sekolah dengan rumah kepala sekolah ±1.5 km yang kami tempuh dengan jalan kaki selama ±20 menit, capek juga sih tapi karena rame-rame jadi gak terasa.
 “SMA N 1 Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil” itulah tulisan yang pertama kali kami baca ketika memasuki area sekolah tulisan itu berada diatas pojok gerbang sekolah, gedung permanen dengan cat kuning yang kelihatannya masih baru, itu terlihat dari dinding gedung yang tidak ada coretan-coretan tangan siswa yang biasanya sering kita temui di sekolah-sekolah umum. Kami memasuki area sekolah melalui gerbang yang pagarnya sudah lepas, suasana sekolah sangat sepi, kami hanya disambut oleh hembusan angin. Sampai ditengah halaman sekolah kami melihat sekitar, disebelah kanan ada ruang kelas berjumlah 5 kelas yang berjejer membentuk hurup L, disebelah kiri ada gedung perpustakaan, laboratorium, dan 2 ruangan kelas yang juga membentuk hurup L, didepan kami ada kantor yang lumayan bagus, dan gedung asrama yang sangat bagus dan besar tapi sepertinya tidak berfungsi, ditengah-tengah ada lapangan basket berlantai semen, sedang sekitarnya hanya rumput yang tingginya hampir mencapai lutut orang dewasa. Kami heran kenapa sekolah sebagus ini bisa tidak terawat, nah aku berkata “itulah tugas kita sebagai guru SM-3T”, teman-teman membenarkan argument ku. 
Ruang kantor masih terkunci, jadi kami berlima duduk sambil menikmati pemandangan sekolah, kami hanyut dalam lamunan masing-masing. Jam sudah menunjukkan pukul 8.00 WIB tapi tanda-tanda ada aktivitas sekolah belum juga terlihat, sampai pukul 8.30 WIB baru kepala sekolah datang, setelah beberapa saat baru guru-guru mulai berdatangan dan siswa-siswa mulai bermunculan, pukul 8.45 bel berbunyi siswa-siswa masuk kelas walaupun cuma beberapa orang. Hari pertama kami tidak mengajar karena belum ada jadwal pelajaran, tetapi kami tetap masuk ke kelas untuk perkenalan. Sekolah berakhir pukul 13.30 WIB menurutku itu terlalu cepat untuk ukuran SMA, tetapi apalah daya memang begitu peraturannya. Kami pulang jalan kaki padahal matahari sangat menyengat, sekali lagi ku katakana “kulitku semakin eksotis”. 
Hari kedua sekolah kami masih “ aja aja! hwaiting“ semangat perjuangan yang melekat dijiwa kami, walupun masuk pukul 8.30 kami tetap berangkat pukul 7.30, sampai disekolah biasa seperti film Indonesia “terowongan kasablanca” sepi tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hari kedua kami sudah mengajar karena sudah ada jadwal dari kepala sekolah aku mendapat mata pelajaran fisika kelas X, agama islam kelas XI IPA/IPS, TIK kelas XI IPA/IPS, walaupun bukan jurusan tapi sebagai guru SM-3T tidak ada kata tidak bisa, seperti itulah suasana yang kami jalani pada minggu-minggu pertama, kami sudah mempunyai program untuk memajukan sekolah tetapi pada minggu awal kami belum berani bertindak karena masih masa penyesuaian diri antara kami, siswa-siswi dan guru tetap sekolah tersebut. 
Pada bulan kedua kami sudah mulai membuat tata tertib sekolah yang pastinya atas persetujuan kepala sekolah, diawali dengan mendata dan memberi sanksi siswa yang terlambat, tetapi peraturan ini juga sedikit terkendala karena bagaimana siswa-siswi mau cepat datang, gurunya aja lebih terlambat daripada siswa, siswa bosan menunggu guru yang terlambat masuk apalagi pada jam pertama, kadang kala kami guru SM-3T akan mengisi jam pertama untuk menutupi guru yang datang terlambat, tetapi tetap saja tidak semua kelas bisa kami masuki, akhirnya siswa-siswi yang tidak ada guru bermain dan berkeliaran di area sekolah contohnya kantin. 
Masyarakat pulau banyak kurang mempunyai hiburan sehingga jika ada hari-hari besar seperti 17 agustus, hari PGRI, tahun baru islam, mauled nabi, sampai perpisahan sekolah juga dibuat acara besar-besaran dimulai dari acara perlombaan sampai acara tari-tarian mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA yang sangat ditunggu masyarakat, acara tersebut akan diadakan dialun-alun desa yang akan ditonton oleh semua masyarakat pulau banyak. Acara pertama yang kami ikuti adalah hari PGRI yang jatuh pada tanggal , karena kebetulan aku pernah ikut menari waktu menjadi mahasiswi so pasti aku ikut andil dalam acara tersebut, guru SM3T memang harus serba bisa tidak ada kata “gak bisa”. Cuma satu minggu aku jadi guru tari dadakan, ya alhamdullah acaranya sukses seperti yang semua orang inginkan. 
Tidak terasa beberapa bulan sudah berlalu kami menjalankan tugas sebagai guru, sekarang saatnya persiapan ujian semester ganjil, awalnya aku dan kawan-kawan heran karena soal ujian semester berupa soal essay yang berjumlah maksimal 10 butir soal, biasanya di pekanbaru soal pilihan ganda berjumlah minimal 40 butir soal. Ternyata alasanya selain siswa benar-benar menjawab juga hemat kertas dan tidak repot, alasan yang memang masuk akal soalnya di pulo tidak ada mesin fotocopy. Ujian tertulis dan praktek diadakan pada tanggal 10 sampai 23 desember 2012. Pembagian lapor pada tanggal 29 desember 2012. 
Pada tanggal 1 januari 2013, guru dan siswa-siswi SMAN 1 Pulau Banyak liburan ke pulau sikandang, aku yang tinggal di perawang, riau yang setiap hari menghirup debu dan polusi pabrik so pasti sangat bahagia, kapan lagi bisa menikmati pasir putih dan ombak bergulung-gulung. Jarak pulau sikandang dengan pulau balai ± 2 jam dengan menggunakan boat. Sampai di pulau sikandang saya dan teman-teman langsung mandi dan main pasir, kami tidak peduli lagi dengan lingkungan sekitar yang ada dibenak kami Cuma menikmati dan mengagumi ciptaan allah SWT. 
Dua minggu telah berlalu, liburan semester genjil pun telah berlalu sekarang waktunya kembali mengabdi dengan menyebut “ aja aja! hwaiting“ semester baru semangat baru. Semester genap ini kami akan membuat program dibidang olahraga, aku yang dulu waktu SMA pernah menjadi instruktur senam di sekolah, nah sekarang waktunya menggunakan keahlian itu walaupun senamnya beda tapi karena udah pernah ya tak terasa sulit. Setelah latihan tiga hari tiga malam tanpa makan dan tidur www.LEBAI.com akhirnya senam yang kami sebut Indonesia sehat itu bisa juga dihapal. Setiap hari sabtu pagi di sekolah kami guru SM-3T menjadi instruktur untuk guru-guru dan siswa-siswa, dengan semangat dan iringan music yang hip hop senam berjalan dengan lancer. Selain di sekolah kami juga mengajak masyarakat terutama ibu-ibu untuk mengikuti senam yang kami adakan setiap minggu pagi di lapangan dekat istana kontrakan kami. Pada minggu pertama, pagi-pagi buta dimana kambing yang berkeliaran aja belum bangun, ibu-ibu sudah berteriak-teriak “ bu sitiiii…bu sitiii” berkali-kali membuat mimpi indahku buyar begitu saja, dengan mata yang setengah melihat dunia dan setengahnya lagi masih dalam mimpi aku berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi, setelah ganti kostum olahraga lengkap dengan spatu sporty dengan semangat “ aja aja! hwaiting“ dengan iringan music kami bergera lincah didepan ibu-ibu yang hanya memakai daster dan sandal jepit, jangan lihat luarnya tapi lihat semangatnya. 
Mendidik anak-anak yang berusia 6-10 tahun, suka nangis, suka berantam dalam lima menit baikan lagi, sering teriak-teriak, suka mencari perhatian, dan masih banyak lagi, aku akan bilang “kenapa tidak” itulah yang kami jalani di sekolah diniyah hari jum’ad dan sabtu pada pukul 15.00-17.00 WIB setelah pulang sekolah, ini merupakan salah satu pendidikan non formal dalam program kemasyarakatan. 
 Masih banyak hal ingin aku ceritakan tapi karena lembar dibatasi jadi aku cuma bisa cerita sampai disini saja. Aku juga mau bilang, pada masa tugas kami sebagai guru SM3T mempunyai banyak kendala yaitu ( 1 ) sulitnya mengatasi siswa yang terlambat, ( 2 ) banyak siswa yang hamil dan menikah (kawin lari) pada masa pendidikan karena pergaulan yang tidak terkendali, ( 3 ) tidak adanya buku paket atau LKS dari sekolah, ( 4 ) kurangnya perhatikan orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya, ( 5 ) kurangnya motivasi siswa untuk belajar, ( 6 ) hubungan antara sesama guru yang kurang harmonis, ( 7 ) kesenjangan social yang tinggi antara siswa, ( 8 ) sarana pendukung seperti tidak adanya fotocopy, (10) tidak adanya perlengkapan pratikum, (11) tempat tinggal dengan sekolah terlalu jauh. Kesan Pengalaman di daerah pulau banyak tidak akan terlupakan, banyak pelajaran yang saya dapatkan, dimana tidak akan saya temukan dimanapun dan kapanpun, kebudayan, masyarakat, keindahan pantai, yang akan selalu tertulis dipikiran dan tidak akan pernah terhapus oleh apapun. Pesan Bagi teman-teman, adik-adik yang akan bertugas di daerah, jangan sia-siakan kesempatan, pelajari apa yang ada, lihat apa yang harus dilihat, nikmati apa yang harus dinikmati, karena pengalaman itu tidak akan pernah sama, dan tidak akan terjadi untuk kedua kalinya.

Rabu, 18 September 2013

mencapai mimpi

telah bertahun berlalu... saya akam memulai lagi cerita yang sempat tertunda.. perjalanan untuk mengejar mimpi

Rabu, 15 Desember 2010

Menjaga Hati, Lisan, Mata dan Telinga

Imam Al-Ghazali mengatakan, mereka yang selamat dalam Ramadhan jika berada dalam kategori khususul khusus atau al-Khawwas. Mereka menjaga telinga, mata, lisan, tangan dari maksiat

Hidayatullah.com--Jika ada yang bertanya, sudah berapa kali anda berpuasa Ramadhan? Tentu kita bisa menjawabnya dengan mudah. Tapi jika pertanyaan itu diteruskan, apa hasil puasa anda selama itu? Terhadap pertanyaan tersebut, biasanya kita sulit menjawab. Mengapa? Dibandingkan dengan hikmah dan fadhilah yang ditawarkan Ramadhan, rasanya terlalu sedikit yang telah kita capai.

Revolusi kejiwaan yang semestinya terjadi setelah kita berpuasa sebulan penuh hingga puluhan kali Ramadhan masih juga belum kunjung tercapai. Yang terjadi justru hanyalah rutinitas tahunan: siang hari menahan diri dari lapar dan dahaga, selebihnya tidak terjadi apa-apa.

Imam Al-Ghazali mengelompokkan kaum Muslimin yang berpuasa dalam tiga kategori. Pertama, mereka yang dikelompokkan sebagai orang awam. Kelompok ini berpuasa tidak lebih dari sekadar menahan lapar, haus, dan hubungan seksual di siang hari Ramadhan. Sesuai dengan namanya, sebagian besar kaum Muslimin berada dalam kelompok ini.

Kedua adalah mereka yang selain menahan lapar, haus dan hubungan suami isteri di siang hari, mereka juga menjaga lisan, mata, telinga, hidung, dan anggota tubuh lainnya dari segala perbuatan maksiat dan sia-sia. Mereka menjaga lisannya dari berkata bohong, kotor, kasar, dan segala perkataan yang bisa menyakiti hati orang. Mereka juga menjaga lisannya dari perbuatan tercela lainnya, seperti ghibah, mengadu domba, dan memfitnah. Mereka hanya berkata yang baik dan benar atau diam saja.

Dikisahkan dalam kitab Ihya-ulumuddin, bahwa pada masa Rasulullah saw ada dua orang wanita. Pada suatu hari di bulan Ramadhan, saat mereka sedang berpuasa, rasa lapar dan haus tak tertahankan lagi hingga hamper-hampir saja menyebabkan keduanya pingsan. Maka diutuslah seorang pria untuk menghadap Rasulullah saw untuk menanyakan, apakah mereka boleh membatalkan puasanya. Rasulullah saw tidak langsung memberi jawaban, akan tetapi beliau justru mengirimkan sebuah mangkok, kemudian berpesan kepada utusan tersebut: “ Muntahkan
ke dalam mangkok ini apa yang telah dimakan”.

Peristiwa ini nampaknya mengundang perhatian banyak orang. Mereka yang menyaksikan peristiwa itu sangat terkesima melihat salah seorang wanita itu memuntahkan darah segar dan daging lunak sebanyak setengah mangkok, wanita satunya lagi pun memuntahkan hal yang sama hingga mangkok tersebut menjadi penuh. Setelah itu Rasulullah bersabda: “Dua perempuan tadi telah merasakan apa yang oleh Allah dihalalkan bagi mereka dan telah membatalkan puasa mereka dengan melakukan hal-hal yang dilarang Tuhan. Mereka telah duduk bersama dan bergunjing. Darah dan daging segar yang mereka muntahkan adalah darah segar orang yang telah mereka gunjingkan”.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda: “Ada lima perkara yang membatalkan puasa, yaitu: berbohong, bergunjing, memfitnah, mengucapkan sumpah palsu, dan memandang dengan nafsu”.

Kelompok kedua ini juga bisa menjaga mata dari melihat segala sesuatu yang dilarang syari’at. Matanya tidak dibiarkan liar memandang aurat perempuan atau lelaki yang tidak halal, baik secara langsung, maupun melalui tontonan televisi, gambar dan foto. Mereka sadar bahwa mata adalah panahnya setan, jika dibiarkan liar maka mata itu bisa membidik apa saja dan nafsu manusia cenderung membenarkan dan mengikutinya. Tentang bahaya pandangan ini, Rasulullah mengingatkan: “Pengaruh ketajaman mata adalah hak. Bila ada sesuatu yang mendahului taqdir maka itu adalah karena pengaruh ketajaman mata”. [HR. Muslim]

Tak kalah pentingnya adalah menjaga telinga dari mendengar segala sesuatu yang menjurus kepada maksiat. Mereka yang termasuk kelompok ini tidak akan asyik duduk bersama orang-orang yang terlibat dalam perbincangan yang sia-sia. Termasuk perbuatan sia-sia adalah mendengar lagu-lagu yang syairnya tidak mengantarkannya pada mengenal kebesaran Allah. Mereka juga meninggalkan percakapan penyiar dan penyair yang menghambur-hamburkan kata tanpa makna.

Mereka segera meninggalkan orang yang sedang ghibah, apalagi memfitnah, karena mereka sadar bahwa orang yang mengghibah dengan orang yang mendengar ghibah itu sama nilai dosanya. Maka alternatifnya hanya dua, yaitu mengingatkan atau meninggalkan majelis tersebut.

Dalam hal ini Allah berfirman; “Maka janganlah kamu duduk bersama mereka sampai mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan mereka”. [QS. An-Nisaa: 140]

Di bulan Ramadhan, kelompok ini juga menutup telinganya rapat-rapat dari segala suara yang dapat mengganggu konsentrasinya dalam mengingat Allah. Sebaliknya, mereka membuka telinganya lebar-lebar untuk mendengar ayat-ayat suci al-Qur’an, mendengar majelis ta’lim, mendengar kalimat-kalimat thayibah, dan mendengar nasehat-nasehat agama. Ketekunan dan kesibukan menyimak kebaikan dengan sendirinya akan mengurangi kecendrungan mendengar sesuatu yang sia-sia, apalagi yang merusak nilai ibadahnya.

Selebihnya, mereka juga menjaga tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuhnya dari segala yang dilarang syari’ah. Mereka menjaga tangannya dari memegang sesuatu yang tak halal. Mereka juga mengendalikan kakinya dari melangkah ke tempat yang haram. Demikian juga terhadap perutnya, mereka menjaga agar perutnya hanya diisi makanan yang halal saja. Baik ketika sahur maupun pada saat berbuka puasa.

Dalam pandangan Islam, makanan haram itu sama dengan racun, sedangkan makanan halal itu adalah obat, jika diminum sesuai dengan porsi dan dosis yang tepat. Tapi jika jika dikonsumsi secara berlebihan, maka makanan itu bisa berubah menjdai racun yang sangat membahayakan kesehatan tubuh. Itulah sebabnya, orang-orang yang berpuasa secara benar terlatih untuk hanya memakan makanan dan minuman yang halal saja. Itupun dalam takaran dan dosis yang normal, tidak berlebih-lebihan. Mereka tidak akan berbuka puasa dengan cara makan dan minum berlebih-lebihan.

Jika kaum Muslimin berpuasa seperti puasanya kelompok yang kedua ini, sungguh akan terjadi perubahan social yang luar biasa. Antara sebelum dan sesudah Ramadhan pasti ada perubahan sikap, perilaku, dan tindakan yang khas. Jika perubahan itu dilakukan oleh sebuah masyarakat yang hidup dalam sebuah Negara yang bernama Indonesia, maka revolusi moral pasti terjadi secara nyata.

Tak perlu dibentuk Komisi Anti Korupsi, karena sudah tidak ada lagi pelakunya.
Sayang, untuk target minimal tersebut kita masih belum bisa melakukannya. Akibatnya, antara sebelum dan sesudah puasa tidak terjadi apa-apa. Yang sebelum Ramadhan merokok, sesudah puasa kembali merokok. Bila sebelum puasa korupsi, sesudah puasa, praktek itu diulangi kembali. Padahal jika target menjadi kelompok kedua ini tercapai, separoh permasalahan Negara dan bangsa bisa diatasi. Apalagi jika kita bisa mencapai target yang lebih tinggi, menjadi kelompok ketiga.

Adapun kelompok ketiga, menurut Al-Ghazali adalah mereka yang berada dalam kategori khususul khusus atau al-Khawwas. Mereka tidak saja menjaga telinga, mata, lisan, tangan, dan kaki dari segala yang menjurus pada maksiat kepada Allah, akan tetapi mereka juga menjaga hatinya dari selain mengingat Allah. Mereka mengisi rongga hatinya hanya untuk mengingat Allah semata-mata. Mereka tidak menyisakan ruang sedikitpun dalam hatinya untuk urusan duniawi. Mereka benar-benar mengontrol hatinya dari segala detakan niat yang menjurus pada urusan duniawi.

Senin, 27 September 2010

Menjaga Kehormatan Wanita Muslimah

Wahai saudariku muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.

Maka, engkaulah wahai saudariku… engkaulah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya.

Wanita Berbeda Dengan Laki-Laki

Allah berfirman,

وَمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَ الإِنْسَ إِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Adz-Dzaariyat: 56)

Allah telah menciptakan manusia dalam jenis perempuan dan laki-laki dengan memiliki kewajiban yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dia telah menempatkan pria dan wanita pada kedudukannya masing-masing sesuai dengan kodratnya. Dalam beberapa hal, sebagian mereka tidak boleh dan tidak bisa menggantikan yang lain.

Keduanya memiliki kedudukan yang sama. Dalam peribadatan, secara umum mereka memiliki hak dan kewajiban yang tidak berbeda. Hanya dalam masalah-masalah tertentu, memang ada perbedaan. Hal itu Allah sesuaikan dengan naluri, tabiat, dan kondisi masing-masing.

Allah mentakdirkan bahwa laki-laki tidaklah sama dengan perempuan, baik dalam bentuk penciptaan, postur tubuh, dan susunan anggota badan.

Allah berfirman,

وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى

“Dan laki-laki itu tidaklah sama dengan perempuan.” (Qs. Ali Imran: 36)

Karena perbedaan ini, maka Allah mengkhususkan beberapa hukum syar’i bagi kaum laki-laki dan perempuan sesuai dengan bentuk dasar, keahlian dan kemampuannya masing-masing. Allah memberikan hukum-hukum yang menjadi keistimewaan bagi kaum laki-laki, diantaranya bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, kenabian dan kerasulan hanya diberikan kepada kaum laki-laki dan bukan kepada perempuan, laki-laki mendapatkan dua kali lipat dari bagian perempuan dalam hal warisan, dan lain-lain. Sebaliknya, Islam telah memuliakan wanita dengan memerintahkan wanita untuk tetap tinggal dalam rumahnya, serta merawat suami dan anak-anaknya.

Mujahid meriwayatkan bahwa Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, mengapa kaum laki-laki bisa pergi ke medan perang sedang kami tidak, dan kamipun hanya mendapatkan warisan setengah bagian laki-laki?” Maka turunlah ayat yang artinya, “Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah…” (Qs. An-Nisaa’: 32)” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan lain sebagainya)

Saudariku, maka hendaklah kita mengimani apa yang Allah takdirkan, bahwa laki-laki dan perempuan berbeda. Yakinlah, di balik perbedaan ini ada hikmah yang sangat besar, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Mari Menjaga Kehormatan Dengan Berhijab

Berhijab merupakan kewajiban yang harus ditunaikan bagi setiap wanita muslimah. Hijab merupakan salah satu bentuk pemuliaan terhadap wanita yang telah disyariatkan dalam Islam. Dalam mengenakan hijab syar’i haruslah menutupi seluruh tubuh dan menutupi seluruh perhiasan yang dikenakan dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala:

وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ

“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31)

Mengenakan hijab syar’i merupakan amalan yang dilakukan oleh wanita-wanita mukminah dari kalangan sahabiah dan generasi setelahnya. Merupakan keharusan bagi wanita-wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam untuk meneladani jejak wanita-wanita muslimah pendahulu meraka dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam masalah berhijab. Hijab merupakan cermin kesucian diri, kemuliaan yang berhiaskan malu dan kecemburuan (ghirah). Ironisnya, banyak wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam keluar di jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab, tetapi malah bersolek dan bertabaruj tanpa rasa malu. Sampai-sampai sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir, sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

“Semoga Alloh merahmati para wanita generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:

“dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)

“Maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”

Subhanallah… jauh sekali keadaan wanita di zaman ini dengan keadaan wanita zaman sahabiah.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hijab merupakan kewajiban atas diri seorang muslimah dan meninggalkannya menyebabkan dosa yang membinasakan dan mendatangkan dosa-dosa yang lainnya. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya hendaknya wanita mukminah bersegera melaksanakan perintah Alloh yang satu ini.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

Mengenakan hijab syar’i mempunyai banyak keutamaan, diantaranya:

1. Menjaga kehormatan.
2. Membersihkan hati.
3. Melahirkan akhlaq yang mulia.
4. Tanda kesucian.
5. Menjaga rasa malu.
6. Mencegah dari keinginan dan hasrat syaithoniah.
7. Menjaga ghirah.
8. Dan lain-lain. Adapun untuk rincian tentang hijab dapat dilihat pada artikel-artikel sebelumnya.

Kembalilah ke Rumahmu

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu.” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Islam telah memuliakan kaum wanita dengan memerintahkan mereka untuk tetap tinggal dalam rumahnya. Ini merupakan ketentuan yang telah Allah syari’atkan. Oleh karena itu, Allah membebaskan kaum wanita dari beberapa kewajiban syari’at yang di lain sisi diwajibkan kepada kaum laki-laki, diantaranya:

1. Digugurkan baginya kewajiban menghadiri shalat jum’at dan shalat jama’ah.
2. Kewajiban menunaikan ibadah haji bagi wanita disyaratkan dengan mahram yang menyertainya.
3. Wanita tidak berkewajiban berjihad.

Sedangkan keluarnya mereka dari rumah adalah rukhshah (keringanan) yang diberikan karena kebutuhan dan darurat. Maka, hendaklah wanita muslimah tidak sering-sering keluar rumah, apalagi dengan berhias atau memakai wangi-wangian sebagaimana halnya kebiasaan wanita-wanita jahiliyah.

Perintah untuk tetap berada di rumah merupakan hijab bagi kaum wanita dari menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram dan dari ihtilat. Apabila wanita menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram maka ia wajib mengenakan hijab yang menutupi seluruh tubuh dan perhiasannya. Dengan menjaga hal ini, maka akan terwujud berbagai tujuan syari’at, yaitu:

1. Terpeliharanya apa yang menjadi tuntunan fitrah dan kondisi manusia berupa pembagian yang adil diantara hamba-hamba-Nya yaitu kaum wanita memegang urusan rumah tangga sedangkan laki-laki menangani pekerjaan di luar rumah.
2. Terpeliharanya tujuan syari’at bahwa masyarakat islami adalah masyarakat yang tidak bercampur baur. Kaum wanita memiliki komunitas khusus yaitu di dalam rumah sedang kaum laki-laki memiliki komunitas tersendiri, yaitu di luar rumah.
3. Memfokuskan kaum wanita untuk melaksanakan kewajibannya dalam rumah tangga dan mendidik generasi mendatang.

Islam adalah agama fitrah, dimana kemaslahatan umum seiring dengan fitrah manusia dan kebahagiaannya. Jadi, Islam tidak memperbolehkan bagi kaum wanita untuk bekerja kecuali sesuai dengan fitrah, tabiat, dan sifat kewanitaannya. Sebab, seorang perempuan adalah seorang istri yang mengemban tugas mengandung, melahirkan, menyusui, mengurus rumah, merawat anak, mendidik generasi umat di madrasah mereka yang pertama, yaitu: ‘Rumah’.

Bahaya Tabarruj Model Jahiliyah

Bersolek merupakan fitrah bagi wanita pada umumnya. Jika bersolek di depan suami, orang tua atau teman-teman sesama wanita maka hal ini tidak mengapa. Namun, wanita sekarang umumnya bersolek dan menampakkan sebagian anggota tubuh serta perhiasan di tempat-tempat umum. Padahal di tempat-tempat umum banyak terdapat laki-laki non mahram yang akan memperhatikan mereka dan keindahan yang ditampakkannya. Seperti itulah yang disebut dengan tabarruj model jahiliyah.

Di zaman sekarang, tabarruj model ini merupakan hal yang sudah dianggap biasa, padahal Allah dan Rasul-Nya mengharamkan yang demikian.

Allah berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Bentuk-bentuk tabarruj model jahiliyah diantaranya:

1. Menampakkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan laki-laki non mahram.
2. Menampakkan perhiasannya,baik semua atau sebagian.
3. Berjalan dengan dibuat-buat.
4. Mendayu-dayu dalam berbicara terhadap laki-laki non mahram.
5. Menghentak-hentakkan kaki agar diketahui perhiasan yang tersembunyi.

Pernikahan, Mahkota Kaum Wanita

Menikah merupakan sunnah para Nabi dan Rasul serta jalan hidup orang-orang mukmin. Menikah merupakan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. An-Nuur: 32)

Pernikahan merupakan sarana untuk menjaga kesucian dan kehormatan baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, menikah dapat menentramkan hati dan mencegah diri dari dosa (zina). Hendaknya menikah diniatkan karena mengikuti sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menjaga agama serta kehormatannya.

Tidak sepantasnya bagi wanita mukminah bercita-cita untuk hidup membujang. Membujang dapat menyebabkan hati senantiasa gelisah, terjerumus dalam banyak dosa, dan menyebabkan terjatuh dalam kehinaan.

Kemaslahatan-kemaslahatan pernikahan:

1. Menjaga keturunan dan kelangsungan hidup manusia.
2. Menjaga kehormatan dan kesucian diri.
3. Memberikan ketentraman bagi dua insan. Ada yang dilindungi dan melindungi. Serta memunculkan kasih sayang bagi keduanya.

Demikianlah beberapa perkara yang harus diperhatikan oleh setiap muslimah agar dirinya tidak terjerumus ke dalam dosa dan kemaksiatan dan tidak menjerumuskan orang lain ke dalam dosa dan kemaksiatan. Allahu A’lam.

Jumat, 11 Juni 2010

sedang mnjalani ujian...
bis tu KKN..
bis tu SEMINAR MATAKULIAH..
bis tu PPL 2....
bis tu PROPOSAL.....
BIS TU seminar hasil...
bis tu Ujian Akhir...
banyak lg...

Senin, 26 April 2010

kujutan

aq akan ngasih kejutan buat kamu...
kejutan yg bakal buat kamu senang...
biar kamu shokkkk....
hehehe....
tunggu ja ya gk lama lg kok....
kamu pasti senang... kamu pasti gk bisa ngelupakan aq...
hihihihi....